Join Group Whatsapp Member

Haul ke 17 Mbah Muhammad Hasan

AIR
1

 

Haul ke 17 Mbah Muhammad Hasan: Bukti Hidupnya Orang ‘Alim, Bahkan Setelah Wafatnya

 


 

أَخُوْ الْعِلْمِ حَيٌّ خَالِدٌ بَعْدَ مَوْتِهِ # وَأَوْصَالُهُ تَحْتَ التُّرَابِ رَمِيْمُ

“Orang yang berilmu itu serasa “hidup” setelah wafatnya # meskipun tulang-belulangnya sudah terkubur di dalam tanah.”

Dalam sebuah kitab berjudul ٵلالا yang sebagian besar syair-syairnya termuat dalam Kitab Ta’limul Muta’alim karya Imam al-Zarnuji, temuat bait bait yang begitu sarat akan makna. Seperti halnya bait diatas yang menjelaskan betapa penting dan bermanfaatnya menjadi seorang berilmu. Karena, seorang yang berilmu mereka akan tetap seperti hidup meskipun telah meninggal, meskipun tulang-belulangnya sudah terkubur di dalam tanah. Artinya mereka selalu terkenang dengan segala ilmu dan kontribusinya sesaat masih hidup di dunia.

Layaknya seorang tokoh atau ‘alim ulama yang telah kembali ke Rohmatulloh, biasanya terdapat peringatan bagi mereka yang diadakan oleh para ahli warisnya. Peringatan ini biasa disebut dengan “Haul”. KH Hanif Muslih dalam buku "Peringatan Haul Ditinjau dari Hukum Islam" menyebutkan, secara etimologi makna haul berarti satu tahun. Penggunaan haul dalam istilah, bermakna peringatan yang diadakan setahun sekali bertepatan dengan wafatnya tokoh masyarakat. Mereka adalah alim ulama yang sekaligus pejuang. "Kontribusi mereka bagi masyarakat membuat sosok yang selalu diingat sepanjang masa," tulisnya.

Contoh konkritnya, tepat tangal 20 Juni 2024M/13-14 Dzulhijah 1445H. Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin juga telah melaksanakan perigatan atau Haul ke 17 K.H. Muhammad Hasan yang digelar di halaman Aula Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin. Kegiatan tersebut dihadiri oleh seluruh keluarga besar Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin, perkumpulan alumni, para ulama, jajaran Polisi, banser, dan sederet tokoh besar lainnya. Runtutan acara Haul tersebut dilakukan sejak pagi, mulai dari simakan Al Qur’an 30 juz oleh seorang Hafidz, bersamaan dengannya terdapat bathtsul masail di lain tempat, pertemuan alumni, dan acara inti.

Haul ke 17 tersebut membuktikan kebenaran dawuh ulama mengenai baitٵلالا  diatas. Bagaimana tidak, atas izin Allah orang ‘alim yang telah wafat saja masih mampu mengumpulkan beribu manusia, setelah 17 tahun sepeninggalnya dan seterusnya. Dimana, mereka semua berdzikir, berdo’a, mengingat Allah, mengingat mati, dan mengkaji ilmu ilmu Allah, serta sejarah keislaman. Tidak hanya itu, seorang ulama yang ‘alim bahkan dapat menularkan ilmunya sebagaimana terhadap santrinyakepada orang-orang yang tak pernah sekalipun mengaji berhadapan dengannya secara langsung.(AIR)

Posting Komentar

1Komentar

Posting Komentar