Angin segar mengantarkan para anggota SGN Banjarnegara berkelana kini pada rabu, 17 juli 2024 rombongan Santri Gayeng Nusantara berbondong- bondong menuju ke kabupaten Purbalingga tepat nya di makam syekh jambu karang panusupan, Rembang, Purbalingga.
Alur Perjalanan Touring
Terlihat antusias, anggota SGN Banjarnegara berjumlah kurang lebih 105 berangkat (start ) dari depan aula pondok pesantren Tanbihul Ghofiliin menuju arah timur bersama ketua SGN Banjarnegara (KH Hakim Annaisaburi). Beliau memimpin jalannya touring ala SGN diikuti oleh para muhibbin gus Yasin (KH Taj Yasin) atau lebih khusus para anggota SGN wilayah Banjarnegara dan sekitarnya. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan melalui jalan jalur kecamatan rakit. Dari sana terdapat juga rombongan yang berasal dari kecamatan tersebut dan menyambung perjalanan. Sampai tembus ke kecamatan kejobong. Dari arah kejobong langsung ambil kiri di daerah pasar kejobong menuju kecamatan rembang, purbalingga. Sampai melewati monumen jendral Soedirman dan menuju ke desa tepus, rembang, Purbalingga. Mereka trans sit sejenak di rumah salah satu dari anggota SGN wilayah Purbalingga. Tepatnya di halaman rumah bpk. Ribut selama 1 jam untuk istirahat, sekaligus bersilaturahmi bersama guna menambah tali persudaraan antar anggota SGN wilayah Banjarnegara dan Purbalingga.
Ziaroh Petilasan Syekh Jambu Karang
Touring kali ini, bermaksud untuk mengenal sejarah peradaban islam khusus nya di wilayah Purbalingga dengan menziarohi makam Syaikh Jambu Karang. Petilasan ini merupakan tempat berkhalwat / tadabbur untuk mendekatkan diri kepada Allah seperti Nabi Muhammad SAW berkhalwat di gua Hira.
Nama Gunung Lawet berasal dari kata Khalwat, yang berarti gunung untuk semedi mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Disini terdapat petilasan Pangeran Wali Syekh Djambu Karang Putra Prabu Brawijaya,Raja Pajajaran yang semasa mudanya bernama Adipati Mendang (Raden Mundingwangi).
Dari bawah kaki Gunung Lawet mereka berjalan untuk sampai di petilasan dengan jarak ±3 km, selama di perjalanan mereka menempuh jarak tersebut selama ±2 jam. Setelah sampai di dekat petilasan mereka melanjutkan sholat di mushola sambari menunggu jamaah lain berdatangan. Dan diteruskan berziarah ke makam Syekh Jambu Karang. Kemudian di akhir waktu, mereka kembali ke daerah masing-masing.