Join Group Whatsapp Member

RUMUS UNTUK CALON PERSEGI

Tangho's Journalist
1

 

        Seiring kemajuan zaman kini banyak pesantren yang memadukan pendidikan ganda yaitu pendidikan yang bersifat duniawi (sekolah formal) dan pendidikan ukhrowi (madrasah diniyah) hai ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang dulu mengenal pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan yang tradisionalis, lembaga pendidikan yang tidak mengenal sekolah formal.kini dengan hadirnya perpaduan tersebut hati masyarakat mulai tergugah, hal ini bisa di lihat dari berbondong-bondongnya masyarakatyang berdatangan dari beberapa pelosok daerah, untuk memasukan putra-putrinya menimba ilmu di pesantren. Mereka para orang tua menaruh harapan kepada anak-anaknya kelak, menginginkan seorang anak yang berakhlakul karimah yang bisa mengikuti zaman dan mampu menjadi penerang dan penegak keadilan dalam krisisnya kebenaran di era yang semain maju ini. Harapan ini akan menjadi kenyataan apabila ada dorongan semangat dan motivasi orang tua terhadap anaknya dan bagi si calon persegi (santri) bisa betah tinggal hidup di pondok pesantren, untuk itu ada beberapa rumus bagi si calon persegi agar bisa betah tinggal di pondok, yaitu sebagai berikut :

1.       Buatlah kamar-kamar kita seperti rumah kita sendiri

           Hal ini penting karena kamar adalah tempat kita kembali setelah kita selesai melakukan kegiatan, tempatnya bercanda, berkumpul bersama dengan anggota kamar. maka dari itu tahap pertama adalah bangunlah kamar-kamar kita seperti halnya sebuah keluarga di rumah, carilah sosok ayah\ibu/kakak yang selalu membela anggota kamar, bentuklah rasa persatuan dan rasa saling menghargai, saling menghormati antara sesama anggota kamar.

2.       Temukan teman sejati

               Memang semua santri yang terdapat di pondok adalah statusnya teman kita, tapi dari ratusan santri tersebut kalau kita filter lagi lebih dalam, ada yang namanya teman sejati. Teman sejati adalah teman yang membenarkan kita apabila salah, dan mengatakan benar serta mendukumg manakala tindakan benar, bukan sebaliknya. Hindarilah teman yang suka bermalas –malasan, senangnya hura-hura dan malakukan sesuatu yang tidak ada manfaatnya, carilah teman yang mempunyai jiwa positif, aktif dalam mengikuti kegiatan – kegiatan pondok, anti yang namanya                   ta ziran (hukuman) dan teman yang saling menyemangati manakala bangunan – bangunan semangat kita roboh. hal ini sebenarnya sudah ada petunjuk dari ulama mengenai cara memilih teman yang baik, sepeti yang dikatakan oleh ulama dalam kitab “Ta’limul Muta’alim” dalam pembahasannya mengenai cara memilih teman

 واما اختيار الشريك فينبغي ان يختار المجد والورع وصاحب الطبع المستقيم المتفهم ويفر من الكسلان والمعطل والمكثار والمفسد والفتان

Artinya;dan dalam memilih teaman hendaknya memilih teman orang yang tekun, wira’i, berwatak jujur, dan mudah memahami masaalah, dan hendaklah menjauh dari teman yang pemalas, pengangguran, crewet, suka mengacau, dan gemar menfitnah.

Jadi segeralah temukan teman sejati kita.

         3.   Ciptakanlah penyemangat diri

        Rasa semangat di butuhkan kepada para pejuang sejati, dan kita semua yang ada di pondok ini adalah seorang pejuang sejati yang tidak kenal lelah memerangi musuh kita dari pagi sampai malam yaitu kebodohan, untuk itu sudah saatnya harus menciptakan penyemangat diri supaya tujuan kita sebagai pejuang dalam memerangi kebodohan bisa tercapai, penyemangat diri bisa di ciptakan melalui misalnya: pesan dan harapan orang tua, ingin bertambahnya ilmu, atau pesan-pesan nasehat para kyai\ibu nyai.

        4.   Jadikanlah pengurus sebagai ganti orangtua di rumah

        Pengurus bukan sosok yang menyeramkan, mereka semua sama seperti santri pada umumnya, namun bedanya mereka sudah diberi amanah oleh para masayikh untuk ikut membantu mengurus santri, jika mereka dimintai bantuan insya alloh akan membantu,jadikanlah mereka sebagai tempat untuk memecahkan masalah,baik masalah teman, pelajaran maupun masalah pribadi sekalipun, karena mereka semua orang tua di pondok dan pengganti orang tua kita di rumah, walaupun terkadang mereka galak, itu semua adalah demi kebaikan semua, karena didalam lubuk hati mereka sudah terpatri kata-kata “cintai pondok sebisa mungkin dan semampunya” jadi, jika ada salah satu santri yang melanggar peraturan yang bisa membawa dampak buruk terhadap citra pondok pesantren tentunya mereka akan marah, kekasih mana yang rela melihat yang dicintai disakiti, begitulah kira-kira gambaran bentuk rasa cinta pengurus pada pondok pesantrenya.

        5.   Bergaulah yang fleksibel

Seperti halnya dhomir (Na) yang di kutip dalam bait alfiyah

للرفع والنصب وجرنا صلح # كاعرف بنافإننانلناالمنح

Artinya: dhomir (na) dalam keadaan i’rob rofa’, nashob, jer tetap (na).

hikmah yang harus kita tiru yaitu santri itu harus mampu mengadaptasikan diri dengan keadaan sekitarnya, dan bisa bergaul yang fleksibel seperti halnya dhomir(na) dalam keadaan i’rob rofa’,nashob,dan jer. jadilah santri yang dikamarnya sendiri bisa beradaptasi,dikelas sekolah mampu bergaul,di kelas madrasahnya ya oke. karena dengan hal inilah santri bisa hidup bahagia di pondok dan bisa meraih apa yang di cita-citakan.

        6.   sempatkanlah otak untuk melakukan penyegaran

        Otak kita perlu disegarkan, komputer saja perlu di refresh apalagi otak, tentunya perlu di segarkan kembali setelah beberapa kegiatan-kegiatan yang di lalui, minimal satu minggu sekali,dan di pondok kita hari jum’at adalah moment untuk menyegarkan kembali otak kita, maka dari itu harus memanfaatkan moment ini dengan baik dengan melakukan hal-hal yang berguna untuk menyegarkan otak, mulai dari berolahraga, bermain atau kegiatan-kegiatan yang lain.

                                                                                                                                                                @riska

Posting Komentar

1Komentar

Posting Komentar