Join Group Whatsapp Member

Prestasi Baru di Era Kebiasaan Baru

Tangho's Journalist
0

 

Menjaga kesehatan sesama manusia tentunya perbuatan yang terhormat. Apalagi mengingat masa-masa pandemi covid-19. Saat virus menyebar dan menular dengan mudahnya. Maka, kita harus memiliki ketahanan tubuh yang lebih kuat. Kepedulian pun sangat di butuhkan.

Bentuk kepedulian pada kesehatan tidak harus menjadi dokter dan ikut menangani, melainkan bisa dilakukan dengan menjaga kedisiplinan mulai dari diri sendiri untuk menaati protokol kesehatan. Seperti yang telah diterapkan oleh Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin. Hingga akhirnya,mengantarkan pada penobatkan sebagai juara tiga duta Pondok Pesantren dan pelopor menuju kebiasaan baru dalam menghadapi covid -19.

Penobatan tersebut, bermula dari dilema para pengasuh Pon-Pes se-Jawa Tengah dalam memulangkan kembali santri ke pesantren, sedangkan keadaannya berada dalam hiruk pikuk pandemi covid.  Kemudian munculah ide dari pihak Pon-Pes Tanbihul Ghofilin, dimana pihak pon-pes bekerjasama dengan dinkes kabupaten, dan nantinya ketika santri kembali ke pesantren harus melewati pemeriksaan serta melewati karantina selama 14 hari. Selain itu, santri yang berdomisili di daerah zona merah akan dicek rapid dan swab. Sehingga, jika terjadi gejala akan mudah diketahui dan ditangani. Karena, kalau semua santri harus melewati tes swab, dikhawatirkan akan menyulitkan wali santri, mengingat biaya untuk swab tidaklah sedikit. “Namun, dengan adanya karantina, dapat mengurangi biaya yang harus dikeluarkan,” ungkap Dokter Agung yang biasa menangani pasien di poskestren.

Kemudian ide tersebut disampaikan ke Wakil Gubernur Jateng. Lalu pada suatu event, Pon-Pes Tanbihul Ghofilin diundang, tentu untuk menyampaikan aspirasinya tersebut. Alhasil, ide tersebut disetujui, bahkan dijadikan sebagai acuan keberangkatan santri ke pesantren wilayah Jateng. Dari situlah, Pon Pes Tanbihul Ghofilin disebut sebagai pelopor, langsung oleh wagub Jateng.

Tak terhenti sampai disitu, penerapan protokol kesehatan terus ditekankan. Tujuannya, tak lain adalah agar semua santri yang telah terkumpul di pesantren, tetap dalam keadaan aman. Beberapa sistempun ikut berevolusi. Seperti pendidikan, keamanan, keuangan, hingga sambangan. Perubahan tersebut terlihat dari peningkatan kedisiplinan santri dengan selalu memakai masker; jaga jarak baik saat pengajian, sholat berjama’ah, maupun kegiatan lainnya; cuci tangan dimanapun, karena pesantren sigap menyediakan tempat cuci tangan di setiap tempat-tempat strategis serta dilengkapi dengan sabun yang diproduksi sendiri oleh Mahasiswa STAI Tanbihul Ghofilin, kalaupun tidak memungkinkan untuk cuci tangan, tersedia handsanitizer yang dapat dipakai kapanpun; penjagaan ketat juga dilakukan dengan tersedianya pos-pos di gerbang peantren, tujuannya tak lain untuk menjaga keamanan serta mengurangi kontak dengan orang-orang yang berada di luar pesantren. Peningkatan juga terlihat pada kebersihan. Apalagi, dari Seksi Kebersihan mengadakan perlombaan kebdisprokes (kebersihan dan disiplin protokol kesehatan) dibantu oleh Dewan Ma’arif yang diikuti oleh setiap komplek di asrama pon pes. Para santri juga menunjukkan partisipasinya melalui sikap berlomba-lomba dalam kebersihan. Artinya ada hikmah dari semua itu,yang membuat para santri memiliki kesadaran lebih pada kebersihan dan kesehatan.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)