Malam..
Temaram..
Temani segala rupa kecewa
Mengapa..?
Beraninya, menumpuk luka,
Satu hal mengecewakan,
Terulang berkalikan.
Untuk berbagai perih yang tersandar,
Kesempatan yang mencekat,
Menyesakkan dan sakit,
Nampak begitu beban dalam menapakinya.
Jalanku, seolah
Bukan jalanmu.
Coba pastikan,
Pastikan lagi, bahwa
Kecewaku bukan hal yang sesakit ini.
Yakinkan aku,
Bahwa tumpukkan perih ini,
Tidak lebih sebab hanya gores-gores biasa.
Yang pada realitanya, menunjukkan..
Tak lain sebab risikoku sendiri.
Sudah terlalu buta logika (bodoh).
Untuk setiap kepercayaan yang terlanjur menempati tingkat (pasti)
Pribadiku bukan yang mudah hilang percaya.
Namun ungkapan demi ungkapan yang malah menyesakkan,
Membuat jawaban (maaf) terlontar,
Bahwa sekali meragu, aku melihat kebodohanku.
Kecil, tak penting, atau sepele.
Entah apa yang membuat terombangnya ulu,
Sebab wanita tak sebaja itu.
Bahkan kebodohan pun tak cukup menutup keringkihanku.
Ya.. aku wanita lemah.
Yang kadang buta logika,
mengedepankan rasa.
Dan apapun yang terjadi...
Ini batinku.. tidak lebih dari
rapuh yang di luar kendaliku.
oleh: ta