Tangho's Journalist – Haflah Attasyakkur Lil Ikhtitam Madrasah Diniyah, Tahfidzul Qur’an, dan TPQ Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin sukses digelar pada hari pertama, yaitu Rabu, 19 Februari 2025. Wakil Gubernur Jawa Tengah, KH. Taj Yasin Maimoen, turut memberikan sambutan mewakili Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Meskipun tidak dapat hadir secara langsung, Gus Yasin tetap menyempatkan diri untuk memberikan pesan dan dukungan melalui video call WhatsApp yang ditayangkan di layar panggung.
Dalam sambutannya, beliau menyampaikan harapan agar para
hafidz yang baru diwisuda dapat mengambil manfaat dari ilmu yang diperoleh.
Semoga hafalan Al-Qur’an yang telah diraih menjadi benteng dalam menjaga agama
Islam dan bagian dari jalan Allah SWT dalam menjaga kemurnian Al-Qur'an.
Tak lupa beliau juga memberikan Selamat kepada para wali santri yang putra-putrinya telah
menyelesaikan hafalan Al-Qur’an. Keberhasilan
ini tidak lepas dari peran serta dan bimbingan orang tua dalam mendukung
anak-anak mereka dalam menghafal Al-Qur’an. Menghafal Al-Qur’an memang
dimudahkan oleh Allah SWT, namun untuk mencapai khatam 30 juz membutuhkan usaha
yang luar biasa. Tidak hanya peran dari pengasuh dan pengurus pondok, tetapi
juga dukungan penuh dari para orang tua.
Bagi santri yang belum menyelesaikan hafalan 30 juz, beliau
mendoakan agar dimudahkan jalannya. Banyak ulama yang mendapatkan karomah
karena menjadi penghafal Al-Qur’an, mereka adalah para hamalatul Qur’an,
orang-orang pilihan Allah SWT. Salah satu contoh adalah Sayyidah Nafisah, cucu
Rasulullah SAW yang menjadi guru dari Imam Syafi’i.
Sayyidah Nafisah mampu menghafal Al-Qur’an dengan ridho dari
kedua orang tuanya. Dikisahkan bahwa setelah kelahirannya, ayahnya membawa
beliau kepada Nabi Muhammad SAW dan memohon doa agar putrinya menjadi penjaga
agama. Setelah pertemuan itu, ayah Sayyidah Nafisah bermimpi bertemu Nabi
Muhammad SAW selama dua malam berturut-turut, di mana Nabi menyampaikan bahwa
karena keridhoan orang tuanya, Allah SWT pun meridhoi Sayyidah Nafisah.
Menghafal Al-Qur’an tidak hanya membutuhkan usaha pribadi, tetapi juga keridhoan orang tua. Tidak semua anak dapat menyelesaikan hafalannya dengan cepat, namun dengan ridho orang tua, insyaAllah hafalan akan menjadi lebih lancar. Sayyidah Nafisah sendiri, meskipun tinggal di Mesir, beberapa kali memiliki keinginan untuk kembali ke Madinah. Namun, dalam mimpinya, Rasulullah SAW memintanya untuk tetap tinggal di Mesir. Karomah seorang hamalatul Qur’an di antaranya adalah doa yang mustajab dan kemampuannya dalam menjaga Al-Qur’an.
Salah satu karomah yang dimiliki Sayyidah Nafisah adalah
ketika seorang Yahudi yang mengalami cacat fisik sejak lahir datang ke
rumahnya. Tanpa disengaja, orang tersebut terkena air bekas wudhu Sayyidah
Nafisah, dan seketika tubuhnya yang cacat sembuh. Kejadian ini membuat seluruh
keluarganya masuk Islam.
Bahkan, ketika Imam Syafi’i jatuh sakit, beliau meminta santrinya untuk memohon doa kepada Sayyidah Nafisah. Sebelum santrinya sampai di rumah Sayyidah Nafisah, Imam Syafi’i sudah kembali sehat atas berkah doa dan ketakwaan beliau.
Bagi para wali santri, meskipun mungkin sudah memiliki
pemahaman yang baik tentang Al-Qur’an, tetaplah belajar kepada guru-guru yang
mumpuni agar pemahaman semakin mendalam. Gus Yasin mengingatkan bahwa bahkan
Nabi Muhammad SAW sendiri mempercayakan cucunya, Sayyidina Hasan dan Sayyidina
Husain, kepada seorang qari untuk diajarkan Al-Qur’an, meskipun Nabi sendiri
adalah pemilik wahyu. Hal ini menunjukkan bahwa setiap orang tetap membutuhkan
bimbingan guru dalam mempelajari Al-Qur’an.
Nabi Muhammad SAW juga memberikan apresiasi kepada para guru
Al-Qur’an dengan menghadiahkan sekandang kambing kepada guru yang mengajarkan
Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husain. Hal ini menjadi pelajaran bahwa
penghormatan kepada para pengajar Al-Qur’an adalah suatu bentuk penghargaan
atas jasa mereka dalam menyebarkan ilmu agama.
Sebagai penutup, Gus Yasin memohon maaf karena hanya dapat menyampaikan sambutan ini melalui Zoom. Beliau berpesan kepada para santri yang telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an agar tidak berpuas diri. Tugas mereka adalah menjaga dan menyebarkan ilmu Al-Qur’an kepada saudara-saudara mereka.
Semoga para santri dan wali santri senantiasa mendapatkan
berkah dari Al-Qur’an dan dapat menjaga amanah sebagai penghafal serta penyebar
ilmu Al-Qur’an.
***