![]() |
Doc. Tangho's Journalist |
Pengajian balagh Ramadhan sudah menjadi tradisi di kebanyakan
Pondok pesantren, termasuk Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin Mantrianom, Banjarnegara.
Dalam kegiatan ini para santri akan mengkaji beberapa kitab sebagai perluasan
wawasan khazanah keilmuan mereka. Untuk menunjang keefektifan belajar, maka
dilakukan pembagian jadwal mengaji disesuaikan dengan tingkatan kelas yang
sudah ada, dengan kajian kitab yang berbeda-beda.
Salah satu kitab yang dikaji oleh para santri pada balagh Ramadhan di Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin tahun 1446 H ini, ialah kitab “Risalah ahli sunah wal jamaah (رسالة أهل السنة Ùˆ الجماعة)” yang di karang oleh salah satu tokoh ulama terkemuka Indonesia, Kyai Hasyim Asy’ari (Pendiri Organisasi Nahdlotul Ulama). Kitab ini diperuntukkan kepada kelas Aliyah yang diampu oleh K.H. Faisol Hasanudin. Kajian dimulai sejak tanggal 1 Ramadhan 1446 H yang bertepatan pada hari Sabtu, 1 Maret 2025 M setelah shalat tarawih, bertempat di maqom Mbah Muhammad Hasan Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin.
![]() |
Doc. Tangho's Journalist |
Kitab
Risalah ahli sunah wal jamaah terdiri
dari sepuluh pasal. Pembahasannya meliputi pemahaman mengenai pengertian dari
kata “sunnah” dan “bid’ah”. Kedua istilah tersebut dibahas dari segi etimologi
(bahasa) dan terminologi (istilah). Hal ini menjadi penting sebab banyak orang
yang masih kurang bisa memahami tentang dua kata tersebut. Jadi diharapkan para
santri dapat memahami bagaimana sebenarnya konsep sunnah maupun bid’ah,
sehingga tidak mudah terjerumus pada pemahaman yang tidak tepat.
Pembahasan selanjutnya merujuk tentang kondisi
keagamaan (Islam) masyarakat (Nusantara) pada sekitar tahun1330 M. Kitab ini
juga menjelaskan tentang akan terpecahnya umat Islam kepada 73 golongan dan kelompok
Ahlussunnah wal Jamaah adalah satu-satunya yang selamat. Selanjutnya,
penjelasan tentang tanda-tanda hari kiamat serta penjelasan tentang kehidupan manusia
setelah meninggal dunia.
![]() |
Doc. Tangho's Journalist |
Risalah Ahlussunnah wal Jamaah karya Kyai Hasyim
Asy’ari sebagai pemikiran ulama terkemuka dalam konteks keagamaan dan sosial
Nusantara, menjadi sangat relevan untuk dipelajari dengan kondisi umat Islam
saat ini.