![]() |
Hikayat kedua yang dikisahkan
dari kitab An Nawadhir bercerita tetang Sufyan Ats-Tsauri atau yang juga
dipanggil Abu Abdillah Ats Tsauri. Sufyan Ats-Tsauri adalah seorang ulama yang
mahir dalam bidang hadist, serta ahli fiqih yang wara’ dan zuhud.
Semasa hidupnya, Sufyan Ats-Tsauri telah
dikelilingi oleh keluarga yang agamis. Ia lahir di Kufah pada tahun 96 H/716 M.
Semasa perjalanan hidupnya, ia pernah menetap di kota Mekah selama
tiga tahun. Kemudian saat ia sedang berada
di Masjidil Haram, ia kerap
menjumpai seorang laki-laki dari kota Makkah yang sedang
melakukan towaf dan shalat dua rakaat di sana. Sufyan Ats-Tsauri memandang
lelaki itu dari tempatnya berdiri. Tak lupa setelah lelaki itu selesai, ia selalu
mendatangi Sufyan Ats-Tsauri untuk memberikan salam. Hal
itu terjadi
berulang kali, sampai membuat ia kagum dengan perilaku lelaki tersebut. Kemudian Sufyan Ats-Tsauri
pun sering mengunjunginya bersilaturakhim.
Suatu ketika, lelaki itu mengundang Sufyan Ats-Tsauri
untuk mendatangi rumahnya. Saat Sufyan Ats-Tsauri datang, ternyata lelaki itu
sedang sakit keras. Kemudian berpesan kepada Sufyan Ats-Tsauri “Sofyan, aku ingin berpesan kepadamu, saat aku tidak ada
nanti, tolong mandi dan shalatkan jenazahku. Lalu, temani aku ke kuburku, jangan tinggalkan aku sendiri. Ajari aku untuk
menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nankir.”
Setelah lelaki itu wafat, Sufyan Ats-Tsauri pun
menjalankan amanah yang diwasiatkan. Pada malam hari Sufyan Ats-Tsauri terlelap disamping
kubur lelaki itu.Tiba-tiba di dalam mimpi ia mendengar hatif (suara
tanpa rupa).
”Hai Sofyan! untuk apa kamu disini? mayit itu tidak butuh
dijaga olehmu, karena kami sudah menjaganya”.
Sufyan Ats-Tsauri terheran-heran mendengar ucapan tadi.
Akhirnya ia berbalik tanya “Loh mengapa bisa?”.
Kemudian, suara tanpa rupa itu datang lagi menjawab pertanyaan Sufyan
Ats-Tsauri “Ya,tentu saja bisa, karena semasa hidupnya ia selalu berpuasa penuh di bulan suci
Ramadhan dan berpuasa 6 hari di bulan Syawal.Sebab itulah ia terselamatkan”.
Sufyan membuka mata kemudian ia berwudhu dan sholat. Saat
ia tertidur lagi, mimpi tersebut datang
kembali sampai terulang
hingga tiga
kali. Sufyan Ats-Tsauri
pun sadar bahwa mimpi tadi
datangnya bukan dari bisikan syaitan yang terkutuk, melainkan dari Allah SWT yang Maha pemurah lagi Maha
penyayang. Lalu ia meninggalkan kuburan lelaki
tersebut dengan tenang. Sekali lagi ia terkagum dan berharap dianugrahi dapat
menjalankan amalan seperti yang lelaki itu lakukan.