Banjarnegara-Ribuan santri Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin (Tangho), memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80, Minggu (17/8/2025). Suasana khidmat sekaligus meriah menyelimuti langit pesantren.
Kegiatan dimulai sejak pagi tadi pukul
08.00 WIB, diawali dengan upacara pengibaran Bendera Merah Putih di lapangan
Desa Mantrianom. Upacara diikuti seluruh santri Tanbihul Ghofilin dari berbagai
jenjang pendidikan yang dipimpin oleh Muhammad Faizul Khoiri (santri putra) dan
diinspekturi oleh K.H. Hakim Annaisaburi, Lc. Pasukan pengibar bendera
(Paskibra) dipercayakan kepada para siswi MTs dan MA Tanbihul Ghofilin yang
telah lulus seleksi dan menjalani masa pelatihan, mereka tampil dengan penuh
semangat.
Persembahan puisi kemerdekaan karya K.H. Hakim Annaisaburi, Lc, turut menjadi penegas dalam amanat upacara yang beliau sampaikan. Melalui puisinya yang berjudul Darah Perjuangan, beliau mengingatkan para santri bahwa kemerdekaan yang dinikmati hari ini merupakan hasil pengorbanan besar para pahlawan bangsa.
DARAH PERJUANGAN
Buah pena: K. H. Hakim Annaisaburi, Lc
Dulu para pejuang kemerdekaan
Panasnya matahari tak dirasakan
Dinginnya malam tak diperdulikan
Hujan deras bukan menjadi halangan
Perut merengek rengek kelaparan
Kulit menjerit jerit penuh sayatan
Mata berkunang kunang tertutup debu
penderitaan
Nafas meronta ronta terhimpit penjajahan
Terus maju dengan gagah berani
Tegak berdiri walaupun tak punya kaki
Angkat senjata walaupun tangan tak ada lagi
Demi kemerdekaan ibu pertiwi
Sekarang masih adakah para pejuang?
Apa mereka yang berebut kekuasaan
atau mereka yang memainkan aturan
atau mereka yang berbuat sesuai keinginan
atau mereka yang jadikan rakyat kecil
kelaparan
Tidakkah kalian menatap matahari
Tak lelah terbit di pagi hari
Terangi dan hangatkan bumi
Walaupun tak ada yang memuji
Wahai para pahlawan
Darah perjuanganmu terus menyala
Membakar jiwa- jiwa suci para pemuda
Bangkitkan kembali harapan seluruh bangsa
Untuk mewujudkan Indonesia merdeka seutuhnya
Kemeriahan HUT RI ke-80 ini, semakin terasa
dengan penampilan dari santri putri yakni tari kreasi dan alunan suara emas
siswi perprestasi, Efita Nur Fatulloh, dengan membawakan lagu “Selalu Ada di
Nadimu” dan “Indonesia Jaya” yang sukses membuat seluruh peserta terpukau. Acara
dilanjutkan dengan perlombaan panjat pinang, dengan peserta perwakilan santri
putra yang menjadi abdi ndalem.
Seluruh santri tampak senang dan antusias mengikuti rangkaian kegiatan. Harapannya, momentum ini menjadi pengingat bahwa kemerdekaan adalah amanah yang harus dijaga bersama, sekaligus nikmat besar yang telah Allah SWT. anugrahkan kepada bangsa ini. Rasa syukur yang tak cukup hanya diucapkan lewat kalimat tahmid, melainkan harus mewujudkannya dengan mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang bermanfaat. Semarak kemerdekaan ini juga diharapkan mendorong generasi muda, khususnya para santri, untuk terus berkontribusi bagi terwujudnya Indonesia yang merdeka seutuhnya. (LKA)